Rabu, 18 April 2012

PENGARUH ORGANISASI TERHADAP PERKEMBANGAN E - BUSINESS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
         Perkembangan teknologi informasi pada abad ini telah memberikan kepraktisan bagi masyarakat modern untuk melakukan berbagai kegiatan komunikasi secara elektronik, salah satunya dalam bidang bisnis seperti perdagangan dan perbankan. Dunia E-Business dan e-commerce merupakan hal yang sangat digemari beberapa terakhir ini.Tidak sedikit orang sukses akibat menekuni dunia ini, salah satunya adalah Alibaba, dan tentunya masih banyak lagi yang lainnya.
          Dalam penggunaan sehari-hari, e-bisnis tidak hanya menyangkut perdagangan elektronik atau e-commerce (e-dagang) saja. Dalam hal ini, e-commerce lebih merupakan sub bagian dari e-bisnis, sementara e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk pemasaran internet (e-pemasaran). Sebagai bagian dari e-bisnis, e-dagang lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis lewat internet.Selain itu juga dunia E-business E-commerce juga meliputi e-environment. E-Environment, sering kita dengar, namun banyak diantara kita masih belum mengerti dan memahami mengenai apa itu e- environment sesungguhnya. E-environment terbagi menjadi dua komponen makro dan mikro. Dalam mikro terdapat organisasi.Bagaimana pengaruh organisasi pada dunia e-business e-commerce akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan e-business?
b. Bagaimana prospek e-business di Indonesia?
c. Apa fungsi dan manfaat budaya organisasi dalam bisnis?
d. Bagaimana hubungan organisasi dan bisnis?

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan pengertian e-business
b. Memaparkan prospek e-business di Indonesia
c. Menjelaskan manfaat budaya organisasi dalam bisnis
d. Menjelaskan hubungan organisasi dan bisnis

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian e-business

         Jika kita membicarakan tentang e-business maka kita juga berhubungan dengan apa yang dinamakan dengan e-commerse. Hubungan ini didasarkan pada pengertian dari kedua hal tersebut. E-commerse atau electronic commerse mendeskripsikan proses penjualan, pentransferan, atau pertukaran produk, jasa dan atau informasi via jaringan komputer, termasuk internet. Beberapa orang hanya melihat istilah commerse (perdagangan) sebagai penggambaran transaksi yang dilakukan antar mitra bisnis. Jika definisi commerse itu yang digunakan, maka beberapa orang akan medapati istilah e-commerse yang agak sempit. Oleh karena itu, kebanyakan orang lebih suka menggunakan istilah e-business. E-business mengacu kepada definisi e-commerse yang lebih luas, bukan hanya pembelian dan penjualan barang dan jasa tetapi, juga melayani pelanggan, berkolaborasi dengan mitra bisnis, mengadakan e-learning, dan melakukan transaksi elektronik dalam suatu organisasi. Sebagian yang lain memandang e-business sebagai aktifitas apapun selain pembelian dan penjualan” di internet, misalnya kolaborasi dan aktivitas intrabisnis.
         E-business dapat menjadi aset yang strategis dan menjadi keunggulan suatu organisasi jika organisasi tersebut mampu memanfaatkan e-business dengan baik. Sebuah organisasi harus mampu melakukan transformasi proses bisnis yang mereka lakukan agar dapat memanfaatkan e-business dengan baik. Secara umum, sebuah keuntungan yang tinggi akan diperoleh jika e-business yang dimiliki dapat terkait secara langsung dan membentuk komunitas dengan konsumen, rekan kerja, dan suppliers.

2.2 Prospek e-Business di Indonesia

A.Access Channels
Berkembangnya teknologi informasi semacan internet dan website menawarkanperusahaan yang berminat mengimplementasikan kanal akses tersebut

B.Regulation
E-business berkaitan erat dengan aktifitas pencarian laba finansial maka pemerintah akan mengikuti negara-negara maju dalam menerapkan regulasi e-business yang kondusif.

C.Organization
Faktor budaya, pendidikan, sosial dan perilaku dalam organisasi memegang peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi

D.Change Strategy
Perusahaan di negara berkembang lebih memilih metode evolusi dibanding revolusi dalam mengimplementasikan e-busines

E.Business Process
Perusahaan yang sukses diraih oleh perusahaan yang mampu mengawinkan konsep tradisional physical value chain dengan virtual value chain.

F.System Approach
e-business baru dapat berkembang jika komponen lain dalam lingkungan sistem e-business turut tumbuh dan berkembang secara serentak

G.E-business Type
Perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis jauh lebih cepat dibanding dengan cara transaksi jual beli.

H.Community
Lebih mudah menciptakan kebutuhan (demand creation) kepada generasi muda dibanding dengan mengubah pola hidup generasi tua

I.Content
Adanya internet yang paling banyak memperoleh keuntungan adalah perusahaan bukan end user.

J.Technology Device
Teknologi berbasis PC akan bergeser ke teknologi digital ditambah microprosessor seperti PDA

2.3 Fungsi dan Manfaat Budaya Organisasi

            Menurut Michael B. Stoner (1995), budaya adalah gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu. Budaya di dalamnya juga termasuk semua cara yang telah terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya implisit, serta premis-premis yang mendasar dan mengandung suatu perintah. Pengertian budaya kemudian dikaitkan dalam suatu organisasi, sehingga menjadi istilah budaya organisasi yang menarik perhatian bagi para akademisi dan praktisi untuk mempelajarinya lebih seksama karena diyakini bahwa budaya organisasi ini memiliki peran penting dalam pengelolaan organisasi. Setelah istilah ini makin populer, maka memunculkan banyak definisi, di antaranya yang dikemukakan oleh Schein (1992:12) merumuskan budaya organisasi sebagai berikut: “A pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solved its problem of external adaptation and internal integration, that has worked well enough to be considered valid and therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems”. Definisi Schein ini memandang budaya organisasi sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar yang dipahami bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Pola -pola tersebut menjadi sesuatu yang pasti dan disosialisasikan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi. Sedangkan Budaya Organisasi menurut Kim Cameron dan Robert E. Quinn (1999) adalah kumpulan nilai atau kepercayaan yang bersifat unik bagi organisasi.
            Dalam suatu organisasi atau perusahaan diperlukan suatu acuan baku sehingga sumber daya manusia dapat diberdayakan secara optimal, artinya agar karyawan dapat berfungsi secara profesional dengan integritas yang tinggi. Acuan baku tadi dapat dimanifestasikan dalam bentuk budaya perusahaan yang secara sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan komitmen kerjanya bagi perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Memang ada beberapa faktor yang menentukan perilaku manajemen sebuah perusahaan, namun dalam studinya, Kotter & Heskett (1997) menempatkan budaya organisasi sebagai faktor utama yang mengkondisikan faktor-faktor lainnya, sehingga secara realiti dapat dikatakan bahwa budaya organisasi memiliki keterkaitan yang erat terhadap keberhasilan suatu organisasi.
Harvey & Bowin (1996) dalam bukunya mengungkapkan bahwa semakin jelas terbukti bahwa hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya perusahaan efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Robbins (1998:801) mengemukakan fungsi budaya organisasi sebagai berikut:

1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
2. Budaya organisasi memberikan suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya organisasi mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
4. Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.

2.4 Hubungan Lingkungan Organisasi dan Bisnis

             Lingkungan organisasi merupakan variabel yang sangat penting dalam menentukan strategi bisnis suatu perusahaan. Perusahaan atau organisasi umumnya menerapkan sistem terbuka (open system) yang bertahan melalui aktivitas yang berkesinambungan dan interaksi yang sukses dengan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal suatu organisasi dipandang sebagai trend perubahan yang dapat menciptakan kesempatan dan tantangan bagi organisasi (Swamidass dan Newell,1987). Lingkungan bisnis merupakan elemen kausal dalam hubungan strategi manufaktur dan kinerja bisnis perusahaan. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan “scanning environment” untuk tetap kompetitif dan proses scanning ini merupakan proses berkesinambungan untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi.
            Kerangka kerja konseptual untuk dimensi-dimensi lingkungan telah dikembangkan dalam literatur manajemen (Dess dan Beard, 1984; Sharfanan dan Dean, 1991 dikutip dalam Badri et al., 2000). Dimensi-dimensi lingkungan meliputi environmental munificence, environmental dynamism, dan environmental complexity. Environmental munificence merupakan tingkat dukungan lingkungan terhadap pertumbuhan organisasi yang ada didalamnya. Munificence seringkali diukur dengan tiga skala yang secara konseptual yaitu biaya melakukan produksi, ketersediaan tenaga kerja, dan tingkat persaingan. Ketersediaan tenaga kerja mewakili fokus pada pengurangan teknisi, clerical, dan pekerja produksi. Sedangkan competitive hostility (tingkat persaingan) mencakup fokus pada penurunan permintaan baik dalam pasar lokal maupun pasar asing dan fokus pada profit margin yang rendah dan standar kualitas permintaan.Dinamisme lingkungan mewakili kondisi perubahan lingkungan yang tidak dapat diprediksi (Dess dan Beard, 1984 dikutip dalam Ward et al, 1995). Lingkungan yang dinamis dikarakterisasikan oleh lingkungan yang berubah cepat dan diskontinu dalam hal permintaan, pesaing, teknologi, dan peraturan seperti informasi yang tidak akurat, tidak tersedia, dan ketinggalan jaman. Dinamisme lingkungan mengukur tingkat produk dan jasa dalam proses, dan tingkat perubahan selera, serta preferensi konsumen.
             Kompleksitas lingkungan mewakili heterogenitas dalam aktivitas organisasi
(Bourgeois, 1980). Menurutnya kompleksitas lingkungan merupakan fokus yang lebih
relevan untuk strategi perusahaan daripada pada level analiasis unit bisnis. Penyebab ketidakpastian dan turbulensi lingkungan bisnis terkait dengan kebutuhan, selera konsumen, peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan isu sosial ekonomi (Braglia dan Petroni, 2000).

Sedangkan E- business memberikan beberapa manfaat terhadap organisasi antara lain :
1. Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan,
2. Memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok
3.Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas
4. Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi.
5. Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull” yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-in-time Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa
6. Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis
7. Menekan biaya telekomunikasi




BAB III

KESIMPULAN

1. E-business e-commerse sangat erat kaitannya dengan organisasi.Memiliki hubungan timbal balik yang sama-sama saling menguntungkan.Oleh karena itu ada baiknya sebuah perusahaan untuk memperhatikan bagaimana lingkungan kerja organisasi/perusahaannya demi kesuksesan dalam dunia bisnis

2. Lingkungan organisasi merupakan faktor variabel yang sangat berperan dalam menentukan strategi bisnis suatu perusahaan.

Daftar Pustaka

1) Alkaff, Abdullah, 2005, Strategi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Indonesia SAKTI), Itspress, Surabaya.
2) Deise, Martin V, Conrad Nowikow, Patrick King, and Amy Wright, 2000, Executvie’s Guide to eBusiness – From Tactics to Strategy, John Wiley & Sons, Inc, Canada.
3) Gunawan, Ade, Pengembangan E-Government Dalam Menuju Pemerintahan yang Baik (Good Governance). Jurnal Sistem Informasi MTI IU, Vo.3, No.1, 2007.
4) Indrajit, Richardus Eko, 2001, Konsep dan Aplikasi E-business.
5) Kalakota, Ravi, 2001, E-business 2.0: Roadmap for Success, MA: Addison Wesley.
6) Turban, Efraim, 2005, Decision Support system and Intelligence System. Pearson
7) Purwaningsih, Mardiana, Kajian Aspek Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Implementasi E-Business di Indonesia, Konferensi Nasional Sistem Informasi, 2009.
8) Konsep dan Aplikasi e-Business, Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit M.Sc., MBA. Penerbit ANDI Yogyakarta 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar